Pusat dan Daerah Tidak Singkron

http://radarsukabumi.com/?p=10109
30 April 2012 Radar Sukabumi
Pusat dan Daerah Tidak Singkron


DIALOG:Direktur Program FITRA Sukabumi, Ajat Zatnika saat memaparkan program terkait perencaan anggaran dalam FGD di Hotel Taman Sari, kemarin.
CIKOLE – Amanat Undang-undang nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan sebagai dasar hukum pelaksanaan pembanguan daerah melalui Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) nampaknya masih belum berjalan optimal.
Dikatakan Direktur Program Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Sukabumi, Ajat Zatnika sampai saat ini masih banyak kendala yang dihadapi dalam proses kegiatan musrenbang salah satunya, tidak singkronnya antara program pusat dengan daerah.
 ”Antara program pusat dengan daerah termasuk perencanaannya masih belum sinergis. Makanya, dengan kegiatan Forum Grup Discusion (FGD) ini kita mengundang semua anggota DPR RI dapil Jabar IV agar hasil diskusi ini bisa dijadikan acuan dan dijadikan dasar untuk dibahas lagi. Meskipun saya harus kecewa karena hanya satu anggota DPR RI yang merespon,” ujar Ajat di sela-sela kegiatan FGD di Hotel Taman Sari Jalan Suryakencana Kota Sukabumi, kemarin.
 Selain itu, pengaruh kekuatan politik dalam menentukan program prioritas usulan juga masih menghambat pengajuan masyarakat yang dilakukan melalui musrenbang. Tidak hanya itu, keterlibatan masyarakat dalam proses musrenbang sendiri masih minim termasuk dari ajuan-ajuannya tergolong lemah sehingga bisa dimudahkan untuk dimentahkan program yang diajukan melalui jalur politik dan teknokratik. “Dari pengajuan masyarakat, masih bersifat pada pengajuan pisik saja. Sementara untuk pengajuan program jangka panjang masih jarang diajukan,” lanjutnya.
Ditambahkan Ajat, perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang paling krusial dalam penyelenggaraan pemerintahan, karena berkaitan dengan tujuan dari pemerintahan itu sendiri untuk mensejahterakan rakyatnya. Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang terintegrasi, karena output dari perencanaan adalah penganggaran. “Kalau dari proses musrenbangnya masih normatif fisik saja, ini menandakan ada ketidak sesuaian dan kurangnya sosialisasi kepada masyarakat. Ini juga bisa berdampak tidak tercapainya visi-misi,” terang Ajat.
 Hal serupa juga dikatakan Anggota DPR RI, Yudi Widiana Adia yang kebetulan merupakan satu-satunya anggota DPR RI dari dapil Jabar IV yang hadir pada kegiatan tersebut. Menurutnya, memang untuk sinergitas dari usulan daerah dengan pusat masih tidak sesuai harapan. Dari serangkaian usulan yang diajukan daerah, paling bermasalah menurut Yudi dari bidang pendidikan. “Untuk masalah pendidikan memang paling bermasalah. Anggaran banyak, namun programnya sedikit,” ujarnya.(nur