FITRA Sukabumi Mendesak Mantan Kepala Dinas Pendidikan Kab.Sukabumi Untuk Bertanggung Jawab Terhadap PKBM Fiktif

"Terkait Temuan FITRA Soal Dugaan Dana PKBM Fiktif"

Sukabumi - Ketua Tut Wuri Handayani, Rusli Sinegar mendesak bila temuan Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Sukabumi terbukti benar soal adanya temuan dugaan penyelewengan aliran dana bagi sejumlah Pusat Kegiatan Balajar Masyarakat (PKBM) Fiktif 2013, maka mantan Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi, Zaenal Muttaqien harus bertanggung jawab.
Menurut Rusli selaku Kepala Dinas Pendidikan saat itu, Zaenal tentu mengetahui persis sumber dana dan kucuran anggaran yang akan disalurkan terhadap sejumlah PKBM fiktif yang disebutkan FITRA "Ya tentulah Pak Zaenal pasti tahu semua itu, karena Pak Zaenal pasti ikut menandatangani berita acara penyaluran bantuan." kata Rusli kepada Radar Sukabumi.
Ruslipun meminta Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Non Formal (PNF) Kabupaten Sukabumi, untuk bertanggungjawabkan adanya temuan ini kepada publik. "Benar atau tidak dengan temuan dari FITRA, Kabid PNF juga harus siap tanggungjawab, minimal menjelaskan permasalahan sebenarnya kepada publik atau kepada penegak hukum bila nanti diperlukan." tegas Rusli.
Selain ke pihak Disdik Kabupaten Sukabumi, Rusli juga meminta pihak FITRA tidak setengah-setengah dalam mengekpose temuan penyimpangan anggaran bagi PKBM Fiktif ini. "Saya salut kalau FITRA lebih berani dengan membeberkan data-data valid. Tapi ingat FITRA pun jangan emosional dalam mengungkap temuan ini kepada publik." tukasnya.
Sebelum Direktur FITRA Sukabumi Ajat Zatnika membeberkan indikasi temuan penyimpangan pengelolaan dana bantuan pemerintah pusat untuk PKBM Fiktif di Kabupaten Sukabumi. FITRA mengidentifikasi ada puluhan PKBM Fiktif yang terus menerima kucuran dana dari Disdik Kabupaten Sukabumi, semaktu dipimpin Zaenal Muttaqien.
Contoh praktek kecil penyelewengan kucuran dana bagi PKBM Fiktif itu ungkap Ajat antara lain si pengelola PKBM yang menerima tidak memiliki warga belajar, sedangkan dana untuk pembinaan warga belajar terus diberikan.
Menurut Ajat keberadaan PKBM Fiktif dibawah tanggungjawab PNF Disdik Kabupaten Sukabumi di tahun 2012 saja menerima kucuran dana Rp. 2,5 miliar. Sedangkan di tahun 2013 lalu bertambah menjadi Rp. 5 miliar "Kami siap bergerak untuk membuktikan temuan ini." tukasnya.
Sampai berita ini dimuat, mantan Kepala Disdik Kabupaten Sukabumi Zaenal Muttaqien belum memberikan penjelasan resmi.

Sumber diperoleh dari Koran Radar Sukabumi :
http://radarsukabumi.com/?p=96708

Pemkab Didesak Transparan

Tantang Beber Data Temuan BPK

SUKABUMI - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Kabupaten Sukabumi mendesak Pemerintah Kabupaten untuk transparan terkait temuan penyimpangan anggaran Rp.13 Miliar. Manajer Program FITRA Ajat Zatnika kemarin menegaskan, pemkab harus tegas dan terbuka menindaklanjuti masalah temuan penyimpangan tersebut. Pasalnya, dengan demikian masyarakat bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
"Penyimpanan anggaran yang dirilis oleh FITRA berdasarkan audit BPK, memang benar adanya. Sekarang tinggal pemkab berani atau tidak untuk terbuka kepada masyarakat. Kalau ingin selesai masalah ya satu-satunya tinggal buka-bukaan saja," jelas Ajat kepada Radar Sukabumi saat dihubungi kemarin.
Penyelewengan tersebut lanjut Ajat lebih kepada kesalahan di Tata Usaha Pemkab dalam mengeluarkan anggaran. Dengan temuan tersebut secara langsung bahwa sistem administrasi di Pemkab harus diperbaiki.
"Jangan sampai penyelewengan ini sengaja oleh Pemkab, untuk menutupi program lain dengan menggunakan dana program  lain jelas sebuah kesalahan yang harus dibenarkan,"jelasnya.
Lebih lanjut dirinya menegaskan bahwa Pemkab harus segera klarifikasi terkait temuan ini agar masyarakat tidak curiga terkait ke transparansi Pemkab. "Jika pemerintah melakukan klarifikasi ke publik, diharapkan masyarakat mengetahui apa yang terjadi di instansi sehingga jangan sampai membohongi masyarakat." terangnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sukabumi Adjo Sardjono menyatakan, penyelewengan anggaran tersebut  tidak sebesar dari apa yang digemborkan-gemborkan. Sayangnya, ia tidak tidak berani mengatakan angka tepat dugaan penyimpangan tersebut. "Saya tidak mengetahui rinciannya berapa, yang pastinya tanya saja ke inspektorat saja," tuturnya.
Penyelewengan dana ini kemungkinan dari kesalahan perhitungan selisih dan aset Pemkab yang belum dikembalikan seperti kehilangan motor dan mobil oleh jajaran pegawai yang belum dilaporkan dan sebagainya. "Saya tidak yakin penyelewengannya mencapai Rp. 13 Miliar," tandasnya (hnd/d).


Sumber diperoleh dari Koran Radar Sukabumi : http://radarsukabumi.com/?p=95221

FITRA Sukabumi Awasi Kesehatan

Cibadak - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Sukabumi rajin mempelototi bidang kesehatan yang digulirkan di delapan titik desa di Kabupaten Sukabumi. Dalam pengawasan tersebut FITRA merangkul sejumlah orang yang terlibat dalam peran pelayanan kesehatan, diantaranya kader posyandu di wilayahnya masing-masing.
Manajer Program FITRA Sukabumi Ajat Zatnika mengatakan, delapan titik desa itu diantaranya di Kecamatan Kadudampit yaitu Desa Cipetir, Desa Muaradua, dan Desa Sukaresmi. Untuk Kecamatan Cibadak yakni Desa Cibadak dan Babakanpari. Sementara di Kecamatan Cidahu yakni Desa Mekarsari dan di Kecamatan Cicurug ada Desa Kutajaya. "Peran audit sosial kesehatan yang kami lakukan fokus pada tingkat pelayanan dan kondisi kesehatan bagi warga." katanya.
Metode pengawasan audit kesehatan yang dilakukan kata Ajat dituangkan melalui media fotografi. Dimana dari hasil pemotretan tersebut sudah menghasilkan 2.000 lebih hasil foto. "Tapi, cara ini bukan satu-satunya. Praktek pengawasan langsung tetap berjalan untuk memastikan program dan kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah dapat berjalan dengan baik." ujarnya.
Berdasarkan data yang diperolehnya dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi bahkan cenderung meningkat dari tahun sebelumnya. "Pada tahun 2012 hingga Juni 2013 ada 76 kasus kematian bayi," jelasnya. (fkr/d)


Sumber diperoleh dari Koran Radar Sukabumi : http://radarsukabumi.com/?p=90627