Merdeka.com - Jutaan meter kubik air di bawah tanah terus
dirongrong perusahaan air minum dalam kemasan. Kini warga Desa Babakan
Pari, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, sulit
mendapatkan akses air bersih.
Saban hari mereka harus
menggunakan air keruh mengalir dari persawahan. Air itu berasal dari
aliran Sungai Cigoong telah bercampur limbah rumah tangga. Di bagian
hulu, terdapat sebuah MCK (mandi, cuci, kakus) terbuat dari batako dan
beratap asbes. "Kadang suka ada pisang goreng juga nyangkut," kata Wawan, warga Kampung Kuta, Selasa pekan lalu mengantarkan merdeka.com mencari sumber muara air keruh digunakan penduduk Babakan Pari. Pisang
goreng dimaksud Wawan ialah kotoran manusia. Namun warga tidak bisa
berbuat apa-apa. Mereka tetap menggunakan air keruh itu untuk kebutuhan
sehari-hari lantaran sumur mereka kering. "Ini hulu air digunakan
warga," ujarnya saat menunjukan tempat itu.
Forum Indonesia untuk
Transparansi Anggaran (FITRA) Kabupaten Sukabumi menuding Aqua melanggar
prinsip tata kelola perusahaan dan merugikan masyarakat. Lewat riset
berjudul Relasi Aktor Politik Ekonomi Lokal Sukabumi, Fitra menemukan
dampak negatif akibat eksploitasi air oleh Aqua lewat bendera PT Tirta
Investama memanfaatkan mata air Cikubang. Fitra menyimpulkan warga Desa
Babakan Pari kekurangan air bersih. Selain itu, semua kampung di desa
ini kesulitan pasokan air buat mengairi sawah mereka. Mantan
Kepala Dinas Pertambangan, Energi, dan Sumber Daya Mineral (PESDM)
Kabupaten Sukabumi Dadang mengatakan potensi air tanah di wilayahnya
sekitar 34 juta meter kubik. Dia mengungkapkan penurunan air tanah di
Kecamatan Cidahu perlu perhatian pemerintah secara khusus. Jika
dibiarkan terus, 106 perusahaan air minum kemasan bisa menyedot habis
semua cadangan itu. "Kalau tidak ada antisipasi, perkiraan saya 20 tahun
akan habis potensi air di Sukabumi," kata Dadang melalui telepon
selulernya Senin lalu. Dadang menilai penghijauan dilakukan
perusahaan-perusahaan pengguna air tanah itu telat. Dia menambahkan
pemerintah kabupaten telah memantau penggunaan air oleh Aqua.
Kepala Seksi Data dan Informasi Dinas PESDM Kabupaten Sukabumi Iyus menjelaskan pendapatan pajak terbesar dari 106 perusahaan di daerah itu berasal dari Aqua. Aqua menjadi perusahaan terbesar menenggak air tanah, sekitar 200 ribu meter kubik tiap bulan. Urutan kedua ditempati Pocari Sweat lewat PT Amerta Indah Otsuka. "Pocari Sweat masuk urutan nomor dua, tapi masih suka berganti dengan perusahaan lain. Sedangkan yang ketiga itu PT Indolakto," ujar Iyus melalui telepon selulernya kemarin. Jumlah pendapatan dari pajak perusahaan air minum kemasan meningkat seiring naiknya pajak air tanah menjadi Rp 1.500 per meter kubik. "Aqua bayar pajak paling besar sekitar Rp 5,6 miliar," tuturnya.Data Dinas PESDM terbaru tentang air disedot Aqua saban bulan dari empat mata air milik mereka sungguh fantastis. Dari mata air pertama mereka mampu menghasilkan 432 meter kubik per hari. Melalui mata air kedua dan ketiga sama-sama menyedot 864 meter kubik tipa hari. Sedangkan ladang air keempat paling besar hasilnya, yakni 6.048 meter kubik saban hari.Aqua punya pandangan lain terkait tudingan sebagai penyebab keringnya sumur-sumur warga di Desa Babakan Pari. Dalam proses produksinya di mata air Cikubang, Aqua mengaku mengambil air dari lapisan dalam. berbeda dengan masyarakat memakai air di lapisan permukaan. "Sumber air itu dipisahkan oleh lapisan batuan kedap air. Secara teknis kedua sumber air ini tidak berhubungan," kata Chrysanthi Tarigan, Coorporate Communications Manager PT Tirta Investama saat berkunjung ke kantor merdeka.com kemarin.
Kepala Seksi Data dan Informasi Dinas PESDM Kabupaten Sukabumi Iyus menjelaskan pendapatan pajak terbesar dari 106 perusahaan di daerah itu berasal dari Aqua. Aqua menjadi perusahaan terbesar menenggak air tanah, sekitar 200 ribu meter kubik tiap bulan. Urutan kedua ditempati Pocari Sweat lewat PT Amerta Indah Otsuka. "Pocari Sweat masuk urutan nomor dua, tapi masih suka berganti dengan perusahaan lain. Sedangkan yang ketiga itu PT Indolakto," ujar Iyus melalui telepon selulernya kemarin. Jumlah pendapatan dari pajak perusahaan air minum kemasan meningkat seiring naiknya pajak air tanah menjadi Rp 1.500 per meter kubik. "Aqua bayar pajak paling besar sekitar Rp 5,6 miliar," tuturnya.Data Dinas PESDM terbaru tentang air disedot Aqua saban bulan dari empat mata air milik mereka sungguh fantastis. Dari mata air pertama mereka mampu menghasilkan 432 meter kubik per hari. Melalui mata air kedua dan ketiga sama-sama menyedot 864 meter kubik tipa hari. Sedangkan ladang air keempat paling besar hasilnya, yakni 6.048 meter kubik saban hari.Aqua punya pandangan lain terkait tudingan sebagai penyebab keringnya sumur-sumur warga di Desa Babakan Pari. Dalam proses produksinya di mata air Cikubang, Aqua mengaku mengambil air dari lapisan dalam. berbeda dengan masyarakat memakai air di lapisan permukaan. "Sumber air itu dipisahkan oleh lapisan batuan kedap air. Secara teknis kedua sumber air ini tidak berhubungan," kata Chrysanthi Tarigan, Coorporate Communications Manager PT Tirta Investama saat berkunjung ke kantor merdeka.com kemarin.
Sumber diperoleh dari http://www.merdeka.com/khas/sedalam-sedotan-aqua-eksploitasi-air-aqua-6.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar