Manager Program FITRA Sukabumi (Ajat Zatnika) saat memberikan kamera kepada Kader Kesehatan di Desa Kutajaya Kecamatan Cicurug
Staff Program FITRA Sukabumi (Samsul Hidayat) saat memberikan kamera kepada Kader Kesehatan di Desa Mekarsari Kecamatan Cicurug
AUDIT sosial kesehatan melalui media fotografi dianggap sebagai cara efektif dalam menyampaikan informasi ke pemerintah. Sebab, foto merupakan bukti yang tidak terbantahkan.
Atas
dasar itu, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA)
mennggulirkan kembali Audit Sosial Kesehatan Melalui Media Fotografi.
Sebanyak delapan kader kesehatan di Kabupaten Sukabumi dibekali kamera
untuk mengabadikan peristiwa yang berkaitan dengan kesehatan di daerah
tersebut. ”Pembagian kamera kepada kader kesehatan ini kami lakukan
sejak tahun 2011 lalu,” ujar Humas FITRA, Ajat Jatnika pada Launching
Pendalaman dan Perluasan Audit Sosial Kesehatan Melalui Media Fotografi
Di Kabupaten Sukabumi Tahun 2013 – 2014 di Gedung Islamik Center,
Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Rabu (9/10) kemarin.
Dia
menjelaskan, banyak manfaat yang bisa dirasakan masyarakat dengan cara
tersebut. Diantaranya, dikeluarkannya kebijakan pemerintah yang
berdampak terhadap perubahan sosial masyarakat. “Ada sekitar 2000 foto
jepretan kader kesehatan dan remaja dan mendapat respon positif dari
pemeintah,” ujarnya.
Imbal
baliknya, kata dia, Pemerintah Kabupaten Sukabumi mengalokasikan
anggaran kesehatan dalam APBD Tahun Anggaran2011 dari 9,7menjadi 10.6
persen dalam APBD Perubahan Tahun 2011. Sedangkan dalam APBD menjadi
tahun 2012 di atas 11 persen.
Selain
itu katanya, Pemerintah Kabupaten Sukabumi juga membuat program untuk
perbaikan rumah tidak layak huni dan tidak berstandar kesehatan melalui
program Tanggap Rumah Sehat (TRS). Sebanyak 367 desa mendapat bantuan
hibah pada tahun 2011. “Jika pada tahun 2011 hanya mendapat tiga unit
per desa meningkat menjadi lima unit pada tahun 2012 dengan nilai Rp 2
juta per unit,” katanya.
Dampak
lain dari audit sosial kesehatan melalui media fotografi, ujarnya
menghasilkan beberapa perubahan sosial di masyarakat, diantaranya, yakni
adanya inovasi warga dan desa dalam upaya menangani masalah morbiditas
dan lingkungan kesehatan. Kemduian, adanya kesadaran warga untuk
berperilaku hidup sehat dan kesadaran ibu hamil dan ibu yang membawa
balita ke Posyandu. “Tapi, cara ini bukan satu-satunya. Praktik
pengawasan harus tetap dijalankan untuk memastikan program dan
kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah dapat berjalan dengan baik,”
ujarnya.
Berdasarkan
data yang diperoelhnya dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih cukup tinggi,
bahkan cemderung meningkat dari tahun sebelumnya. “Pada tahun 2012
hingga Juni 2013 , ada 76 kasus kematian ibu dan 42 kasus kematian
bayi,” ucapnya.
Ke
depan, kata Ajat, FITRA Sukabumi memperdalam metodologi audit sosial
kesehatan dan memperluas wilayah dampingan. Jika sebelumnya hanya
empatdesa yakni Desa Cipetir Kec. Kadudampit, Desa Muaradua Kec.
Kadudampit, Desa Sukaresmi Kec. Cisaat dan Desa Selajambe Kec. Cisaat,
akan ditambah lagi empat desa lagi yakni Kelurahan Cibadak Kecamatan
Cibadak, Desa Babakanpari Kecamatan Cidahu, Desa Mekarsari Kecamatan
Cicurug danDesa Kutajaya Kecamatan Cicurug. “Ada delapan desa yang akan
dilakukanpendampingan pada program audit sosial kesehatan tahun
2013-2014,” jelasnya.(NIF)
Sumber berita diperoleh dari Sentana Online.Com : Klik disini